Jumat, 02 Agustus 2013

Ini Pemuda-Pemudi yang Dapat Mengguncangkan Dunia?


“Berikan aku 10000 orang tua maka aku akan memindahkan gunung, berikan aku 10 pemuda maka aku akan mengguncangkan dunia.” (Kata Bung Karno saat memproklamasikan Negara Indonesia).

Kata-kata itu mungkin sudah tidak asing lagi bagi kita. Namun kata-kata itu sekarang seolah hilang begitu saja di telan bumi. Bagaimana tidak, pemuda-pemudi Indonesia zaman sekarang seakan tidak memperdulikannya lagi. Mungkin sekarang masih ada kata-kata yang sama seperti itu namun versinya kali ya yang berbeda. Jika zaman Bung Karno mengatakan bahwa “berikan aku 10 pemuda, maka aku akan mengguncangkan dunia”, tetapi zaman yang serba modern ini berubah menjadi “ berikan aku 10 pemuda, maka aku akan membuat boys band. Seperti itulah realita yang terjadi pada era modern ini. Jika kita melihat kejadian masa lampau saat masa-masa pemerintahan Bung Karno, banyak pemuda-pemudi yang jiwanya seakan menggelora melepaskan tanah air Indonesia ini dari belenggu penjajah. Pemudanya rela bertumpah darah demi Indonesia merdeka. Inilah yang terjadi, sangat berbanding terbalik pada saat ini. Pemuda-pemudi zaman sekarang seolah hilang tanpa ada kabar. Mereka tidak perduli sama sekali akan pentingnya Negara Indonesia ini. Ke mana pemuda-pemudi itu? Inikah pemuda-pemudi yang diharapkan Bung Karno? Inikah pemuda-pemudi yang akan mengguncangkan dunia?
Saat ada event berkumpul dengan saudara beberapa waktu lalu, saya sempat berbincang kecil dengan abang sepupu saya. “ Hidup ini di bawa santai aja. Gak usah serius kali lah belajar, masa muda itu kan untuk senang-senang, jalan-jalan mengitari kota ini sama kawan-kawan. Kalo udah tua, mana bisa lagi kayak gini, apa mungkin kita bisa keluar dan senang-senang lagi? Enggak kan? ” katanya saat  saya menasehatinya bahwa jangan sering  keluar malam sampai larut malam.
Bukan hanya itu saja, saya juga melihat telah banyak siswa dan siswi yang tidak berkelakuan baik, tidak mempunyai etika. Seperti kebanyakan siswa mulai dari SMP sampai SMA sudah merokok, dan bahkan mengisap sabu-sabu ataupun sejenisnya, melakukan aksi tawuran  seperti yang baru-baru saja terjadi dan sempat menjadi berita terhot saat itu yaitu aksi tawuran antara siswa SMA Negeri 6 dan SMA Negeri 70 yang pada akhirnya banyak menelan korban jiwa. Adapun banyak siswi yang akibat pergaulan bebas dan terlalu memikirkan lelaki, membuat mereka hamil di luar nikah, dan apa yang terjadi? Akhirnya sekolahnya putus di tengah jalan. Inikah pemuda-pemudi yang menjadi idaman Soekarno? Atau, inikah yang akan menjadi pengendali masa depan?
Mungkin hal tersebut ada kaitannya mengenai era globalisasi yang serba canggih. Budaya barat tampaknya cepat sekali merambat dan masuk ke Negara Indonesia. Contohnya : fasion, elektronik, media komunikasi, dan lainnya. Atau ada sedikit kejadian yang terjadi di sekitar rumah saya. Ada tetangga saya, Bu Lina yang mempunyai anak laki-laki yang masih SMP. Dia bingung kenapa dia selalu dipanggil ke sekolahan anaknya karena kasus bolos sekolah. Karena penasaran tersebut suaminya langsung menyelidikinya di sekitar sekolah anaknya. Ternyata benar, anaknya itu sering bolos sekolah karena selalu pergi ke warnet simpang sekolahnya. Akhirnya, Bu Lina pun memindahkan anaknya ke sekolah yang lebih dekat dengan rumah agar anaknya tersebut tidak berani melakukan hal yang macam-macam lagi.
            Seharusnya sebagai pemuda-pemudi yang cerdik, kita bisa memanfaatkan semua perkembangan yang ada dengan sisi positif. Seperti mempermudah kita mengetahui sejarah dunia serta dapat pula dengan mudah berkomunikasi dengan keluarga, mengembangkan kreativitas dan bakat kita. Bukan malah mengambil sisi negatifnya seperti nonton vedio porno dan keasyikan main games sehingga waktu belajar jadi berkurang.  Wah, jika seperti ini caranya bagaimana pemuda-pemudi mampu menjadi generasi pelurus bangsa yang mampu membuat terobosan perubahan positif di Negara Indonesia ini?
Jika hal itu terus terjadi, mampukah Negara ini bisa lebih baik lagi kedepannya? Saya pikir tidak. Coba anda lihat realita yang ada sekarang ini. Petuah-petuah bangsa atau bisa di bilang manusia setengah syaitan yang merusak Negara ini dengan tipu daya mereka. Manusia serakah yang  tak pernah melihat bahwa masih banyak rakyat-rakyatnya yang serba kekurangan. Mereka tidak memikirkan hal itu. Yang ada di pikiran mereka adalah uang, uang dan uang. Ini yang membuat Negara kita semakin tidak ada nilainya lagi di mata Negara lain. Ini pula yang menghantarkan kita menjadi peringkat ke dua korupsi terbanyak di Asia.
Bagaimana merubah semuanya jika pemuda-pemudi pengendali masa depannya juga tidak mempunyai moral dan akhlak? Akankah mereka mampu meluruskan semuanya yang sempat membengkok karena penyimpangan?
Padahal Ki Hajar Dewantara mempunyai kalimat petuah yang salah satunya berbunyi “Tut Wuri Handayani”, yang artinya “Seorang pemimpin harus memberikan dorongan dari belakang”. Jika Pemimpinnya seperti saat ini, apakah mereka memberikan dorongan dari belakang berupa semangat dan moral?
Ayah saya sempat berkomentar ketika melihat berita perihal tentang perbuatan anarkis yang dilakukan para mahasiswa. “Ini pemuda-pemudi yang kurang kerjaan, gak ada gunanya dia melakukan aksi itu di pinggir jalan. Seharusnya kalo udah mahasiswa itu bisa berpikir bijak, kalo orang tuanya itu udah mati-matian cari uang, tapi dia malah melakukan aksi yang anarkis kayak gitu. Sungguh sangat disayangkan.” Kata ayah.
Ibu saya juga mengatakan “sebenarnya di tanah air Indonesia ini banyak juga anak bangsa yang udah membawa atau mengharumkan Negara ini. Namun itu tertutupi dengan lebih banyaknya anak bangsa yang malas untuk bergerak atau bertindak  dan gak punya moral yang kuat.
Bangkit dan perbaharuilah semua yang terjadi, karena tonggak itu ada di tangan kita, pemuda-pemudi Indonesia. Jika kita tidak tau mengendalikannya, maka hancurlah Negara ini. Setiap manusia itu pasti pernah berbuat kesalahan. Namun yang terpenting adalah bagaimana kita bisa berubah menjadi lebih baik lagi untuk ke depannya. Masa depan yang akan menentukan apakah anda akan menjadi berhasil dan sukses atau bahkan sebaliknya, menjadi sampah masyarakat.
Masa depan bangsa ada di tangan pemuda-pemudinya. Jadilah pemuda-pemudi yang kreatif, inovatif, jujur, adil, berdedikasi tinggi, serta memiliki rasa ketuhanan yang Maha Esa.
Jangan hanya berbicara saja, namun harus disertakan dengan perbuatan yang real dan konkret. Jangan bisanya hanya menerima bersih apa yang telah dipersembahkan para pahlawan untuk kita yang sampai rela mengorbankan jiwa dan raganya. Mereka memikirkan negaranya dan bangsanya. Pemuda-pemudi sekarang pun harus seperti itu. Mendedikasikan hidupnya untuk rakyatnya. Mampu memajukan Negara ini ke kancah dunia Internasional. Jika seperti itu, apakah itu sudah cukup untuk dapat mengguncangkan dunia?


0 komentar:

Posting Komentar