Sabtu, 12 November 2011

Sang IdolaKu

Assalamu'alaikum

Malam semua...

        Masih stay kan di blog shindi? Malam ini shindi ingin cerita sedikit ni mengenai idola shindi.

 
        Dia adalah Asma Nadia, seorang penulis sekaligus seorang muslimah yang sholeha. Sebenarnya nama aslinya sih Asmarani Rosalba, tapi karna keseringan disebut Asma Nadia, akhirnya itu deh yang jadi nambeknya atau nama beken. Dia lahir di Jakarta, tanggal 26 Maret 1972. Asma Nadia aktif menulis dan mempublikasikan karyanya semenjak ia lulus dari SMA 1 Budi Utomo, Jakarta.Sasarannya adalah berbagai majalah keislaman. Setelah lulus dari SMA 1 Budi Utomo, Jakarta, Asma Nadia melanjutkan kuliah di Fakultas Teknologi Pertanian, Institut Pertanian Bogor. Namun, kuliah yang dijalaninya tidak tamat. Dia harus menjalani istirahat karena sakit yang dideritanya. Perempuan yang berpendirian kuat, tetapi lemah lembut ini, mempunyai obsesi untuk terus menulis. Itulah sebabnya, ketika kesehatannya menurun, ia tetap semangat untuk menulis. Di samping menulis cerita-cerita fiksi, Asma Nadia juga aktif menulis lirik lagu. Sebagian lirik lagunya dapat ditemukan di album Bestari I (1996), Bestari II 1997, dan Bestari III (2003). Snada The Prestation, Air Mata Bosnia,
Cinta Ilahi, dan Kaca Diri. Ia juga sempat mendapatkan
juara I dalam perlombaan  menulis Cerita
Pendek Islami (LMCPI)
dengan  cerpennya yang berjudul Imut dan Koran Gondrong tingkat nasional yang diadakan Majalah Anninda 1994 dan 1995. Bukunya Rembulan di Mata Ibu meraih Adikarya IKAPI untuk
kategori Buku Remaja Terbaik I tahun 2001.
Berikutnya, tahun 2003, Asma Nadia menjadi pengarang Fiksi remaja terbaik dari Mizan Award.
Uups.., sampai di sini aja ya?

        Sebenarnya sih banyak lagi biografi tentang dirinya tapi kalo di ceritakan sampai habis, bisa-bisa tangan shindi encok lagi karna kebanyakan ngetik. Hhehe.. :)
Banyak sih buku-buku yang udah di tulisnya, tapi shindi baru membaca bukunya yang berjudul "Jangan Jadi Muslimah Nyebelin!, nonfiksi, (best seller), Jilbab Traveler (AsmaNadia Publishing House), Pesantren Impian dan Catatan Hati Bunda." Tapi itu pun ada yang minjam bukunya. Hhoho..dengan alasan mengirit gitu ya tau sendirikan, ini lagi krisis global. 
        Sebenarnya shindi suka dan minat menulis dari SD tapi minat itu hilang timbul, hilang timbul. Akhirnya ketika membaca novel karya-karya milik Nadia Asma, sekarang jadi udah mantap minatnya. Sampai-sampai semua kejadian di sekolah pun mau shindi buat jadi cerpen. Huh_ shin..shin,, kurang kerjaan.

        Gak apa lah, yang penting kan ada manfaatnya. Oh, ia, pernah suatu hari ada teman shindi yang mempunyai masalah dan menceritakan hal itu ke shindi, tanpa fikir panjang shindi pun langsung membuat ceritanya itu ke dalam sebuah cerpen tapi ya izin dulu dong sama orangnya. Gak sopan namanya kalo gak bilang-bilang. Ternyata dia setuju dan setelah di bacanya, teman shindi itu bilang, "wah, bakat ni jadi penulis". Di situ shindi dengan kegirangan dan loncat-loncat mendengar perkataannya. (THH lah shin). Nah, dari situ lah tambah bersemangat lagi menulis dan yang paling membuat hati ini tergugang untuk gak berhenti menulis ya itu tadi, Asma Nadia, meskipun ia udah sakit-sakitan dan perlu istirahat yang ekstra, tapi ia gak akan pernah berhenti menulis, karena menulis itu udah merupakan bagian dari hidupnya. Jadi shindi pun seperti itu, menulis adalah bagian dari hidup shindi yang gak mau dan gak akan pernah berhenti dan ditinggalkan.

        Wah, setelah dilihat dari atas ke bawah, udah banyak banget ni yang shindi ceritai malam ini, udah dulu deh ceritanya, tapi tetap stay di blog shindi ya? Karna bakalan ada lagi kejutan-kejutan yang menarik berikutnya

Good night..
Open the new day with Smile and Love :)

0 komentar:

Posting Komentar