Selasa, 29 November 2011

Pahlawan sejatiku











Guru..
Kau pahlawan sejati
Pengabdi yang tak pernah berhenti
Menasihatiku dengan setulus hati
Itulah yang membuatmu  dihormati

Senyummu yang tulus
Membuat hari lebih indah
Bagai sang pelangi
Yang muncul usai hujan lebat turun  ke bumi

Ucapanmu yang tegas
Namun tak memberikan kesan keras
Dan disiplin yang kau terapkan
Walau memberi  kesan serius
Namun tetap mengasyikkan
Itulah yang membuat dirimu
Sangat ku kagumi

Dengan kasih dan penuh cinta
Murid merasa aman denganmu
Seperti layaknya sosok ibu
Yang akrab dengan anak-anaknya
Mendengarkan segala masalah yang ada
Dan memberi solusi yang terbaik untuk masalah itu

Apalagi ilmu yang kau berikan selama ini
Sejak kecil hingga terbawa mati
Tampaknya tak sepadan
Meskiku balas dengan emas intan berlian



Sabtu, 12 November 2011

Sang IdolaKu

Assalamu'alaikum

Malam semua...

        Masih stay kan di blog shindi? Malam ini shindi ingin cerita sedikit ni mengenai idola shindi.

 
        Dia adalah Asma Nadia, seorang penulis sekaligus seorang muslimah yang sholeha. Sebenarnya nama aslinya sih Asmarani Rosalba, tapi karna keseringan disebut Asma Nadia, akhirnya itu deh yang jadi nambeknya atau nama beken. Dia lahir di Jakarta, tanggal 26 Maret 1972. Asma Nadia aktif menulis dan mempublikasikan karyanya semenjak ia lulus dari SMA 1 Budi Utomo, Jakarta.Sasarannya adalah berbagai majalah keislaman. Setelah lulus dari SMA 1 Budi Utomo, Jakarta, Asma Nadia melanjutkan kuliah di Fakultas Teknologi Pertanian, Institut Pertanian Bogor. Namun, kuliah yang dijalaninya tidak tamat. Dia harus menjalani istirahat karena sakit yang dideritanya. Perempuan yang berpendirian kuat, tetapi lemah lembut ini, mempunyai obsesi untuk terus menulis. Itulah sebabnya, ketika kesehatannya menurun, ia tetap semangat untuk menulis. Di samping menulis cerita-cerita fiksi, Asma Nadia juga aktif menulis lirik lagu. Sebagian lirik lagunya dapat ditemukan di album Bestari I (1996), Bestari II 1997, dan Bestari III (2003). Snada The Prestation, Air Mata Bosnia,
Cinta Ilahi, dan Kaca Diri. Ia juga sempat mendapatkan
juara I dalam perlombaan  menulis Cerita
Pendek Islami (LMCPI)
dengan  cerpennya yang berjudul Imut dan Koran Gondrong tingkat nasional yang diadakan Majalah Anninda 1994 dan 1995. Bukunya Rembulan di Mata Ibu meraih Adikarya IKAPI untuk
kategori Buku Remaja Terbaik I tahun 2001.
Berikutnya, tahun 2003, Asma Nadia menjadi pengarang Fiksi remaja terbaik dari Mizan Award.
Uups.., sampai di sini aja ya?

        Sebenarnya sih banyak lagi biografi tentang dirinya tapi kalo di ceritakan sampai habis, bisa-bisa tangan shindi encok lagi karna kebanyakan ngetik. Hhehe.. :)
Banyak sih buku-buku yang udah di tulisnya, tapi shindi baru membaca bukunya yang berjudul "Jangan Jadi Muslimah Nyebelin!, nonfiksi, (best seller), Jilbab Traveler (AsmaNadia Publishing House), Pesantren Impian dan Catatan Hati Bunda." Tapi itu pun ada yang minjam bukunya. Hhoho..dengan alasan mengirit gitu ya tau sendirikan, ini lagi krisis global. 
        Sebenarnya shindi suka dan minat menulis dari SD tapi minat itu hilang timbul, hilang timbul. Akhirnya ketika membaca novel karya-karya milik Nadia Asma, sekarang jadi udah mantap minatnya. Sampai-sampai semua kejadian di sekolah pun mau shindi buat jadi cerpen. Huh_ shin..shin,, kurang kerjaan.

        Gak apa lah, yang penting kan ada manfaatnya. Oh, ia, pernah suatu hari ada teman shindi yang mempunyai masalah dan menceritakan hal itu ke shindi, tanpa fikir panjang shindi pun langsung membuat ceritanya itu ke dalam sebuah cerpen tapi ya izin dulu dong sama orangnya. Gak sopan namanya kalo gak bilang-bilang. Ternyata dia setuju dan setelah di bacanya, teman shindi itu bilang, "wah, bakat ni jadi penulis". Di situ shindi dengan kegirangan dan loncat-loncat mendengar perkataannya. (THH lah shin). Nah, dari situ lah tambah bersemangat lagi menulis dan yang paling membuat hati ini tergugang untuk gak berhenti menulis ya itu tadi, Asma Nadia, meskipun ia udah sakit-sakitan dan perlu istirahat yang ekstra, tapi ia gak akan pernah berhenti menulis, karena menulis itu udah merupakan bagian dari hidupnya. Jadi shindi pun seperti itu, menulis adalah bagian dari hidup shindi yang gak mau dan gak akan pernah berhenti dan ditinggalkan.

        Wah, setelah dilihat dari atas ke bawah, udah banyak banget ni yang shindi ceritai malam ini, udah dulu deh ceritanya, tapi tetap stay di blog shindi ya? Karna bakalan ada lagi kejutan-kejutan yang menarik berikutnya

Good night..
Open the new day with Smile and Love :)

Edisi Curcol

        Assalamu'alaikum sobat shindi's lovers (hhehe..),, acem artis aja yang udah punya banyak fans. 
        Pada kesempatan kali ini, mumpung shindi gak sibuk, jiah..lagi-lagi ana sok sombong :)
Yasudahlah, hari ini ana mau cerita ni mengenai masalah di sekolah tadi. Hmm, sumpah deh, hari ini hari yang gak bersemangat sedunia coz bawaannya males gitu. Di tambah lagi tadi gurunya di sekolah entah ada angin apa tanpa di konfirmasi sebelumnya ke kami, tiba-tiba dengan suara langkah kakinya dan mukanya yang seperti ada something wrong, masuk ke kelas XI IA 1 dan mengatakan "hari ini kita ULANGAN". Wah, di situ ana sontak kaget banget, cobak bayangkan, tanpa persiapan apa-apa dan gak tau mana yang mau di ujiankan? :(
       Tapi ya mau gak mau anak IPA 1 terpaksa ulangan. Wah, saat itu gak tau kenapa otak ana ni mungkin banyak sinyalnya, makanya langsung conect sama soalnya. Tapi waktu yang cukup sedikit membuat ana kelagapan atau bahasa kerennya terburu-buru. Lima menit kemudian, ibuk itu pun mengatakan " kumpul semuanya". Wah, udah gak iya ni, ya terpaksa, siap gak siap ya mesti harus di kumpul. 
       Sewaktu di bahas soalnya di depan kelas, ternyata ana salah nulis soal, yang tadinya di soal di bilang massa bulan itu 1/14 massa bumi, malah yang ana buat 1/4 massa bumi. Aduh, gak ngertilah kenapa kok bisa salah soal. Padahal udah betol jalannya. Dalam hati ana pun berkata " ya udah lah, terima ikhlas aja. Lain kali bisa lebih baik lagi"
       Tapi memang belakangan ini semangat belajar ana gak tau kenapa jadi menurun ya, ana bingung melihat semua kenyataan ini. Sampai-sampai ana di buat nangis gara-gara hal itu. Baru sekali seumur hidup ana, ana dapat ranking segitu. :'(
Tapi, ana di sadari oleh wali kelas ana yang paling care dengan murid-muridnya, berikut kata-kata yang di sampaikannya.
"Kehidupan itu seperti roda, tak selamanya kita berada di atas, dan jika kita berada di bawah, kita jangan pernah larut dalam kesedihan. Cobalah ikhlas menerima semuanya dan bangkit untuk membuat diri kita lebih baik lagi. Kalianlah yang terbaik dari semuanya. Ingat, kalian berada di kelas mana, kan gak mungkin kalo semuanya mendapat peringkat pertama."

       Nah, dari situ lah ana belajar, ana akan mencoba untuk lebih baik lagi agar suatu saat nanti ana bisa buktikan kalo ana itu bisa karna ana gak mau buat kedua orang tua anak kecewa.
I Love You My Mother, and I Love You My Father... :*

Kamis, 10 November 2011

Apa Hubungannya Perkembangan IT dan Masa Depan Bangsa?




Percaya gak percaya, teknologi mempunyai peran yang amat sangat penting sekarang ini di masyarakat umum bahkan seluruh dunia. Jika dilihat dengan cara seksama dan dalam tempo yang sesingkat-singkatnya teknologi itu sendiri berkembang bagai jamur di musim hujan. Semakin lama semakin terus berkembang tanpa peduli waktu dan zaman. Kecanggihan teknologi ini dapat dan bisa dirasakan oleh semua kalangan. Tak melihat jauhnya lokasi dan orang yang menggunakan. Bayangkan saja pada zaman sebelum era globalisasi, mereka yang pekerja kantoran harus mengetik menggunakan mesin tik yang harus menghabiskan banyak kertas, sedangkan sekarang kita dengan mudahnya mengetik tugas-tugas atau proposal dengan fasilitas Microsoft Office. Contoh lainnya yaitu pada zaman sebelum era globalisasi, mereka yang ingin mengirimkan surat atau sesuatu pada teman atau keluarganya harus datang terlebih dahulu ke post untuk mengirim suratnya sedangkan sekarang dapat dengan mudah mengirim surat dan yang lainnya dengan menggunakan E-mail. Itu sih masih  segi positif yang ada dari perkembangan IT. Coba kita telusuri lebih dalam mengenai hal negatif dari internet dan perkembangan IT.
Kemudahan mengakses internet membuat semua kalangan dapat membuka situs-situs yang ada di internet. Mulai dari anak SD, remaja, bahkan orang dewasa sekalipun. Tak ada yang tak mengerti teknologi. Hal ini lah yang membuat banyak timbulnya dampak-dampak negatif. Diantaranya seperti pornografi, games online, dan jejaring social. Seperti pornografi misalnya, mereka dapat dengan mudah membuka dan kemudian melihatnya.  Nah, dari situlah muncul rasa penasaran dan kemudian ingin mencobanya. Selain itu ada juga games online dan jejaring social, dengan adanya situs tersebut, anak-anak khususnya remaja menjadi gak tau waktu. Maksudnya di sini gak tau waktu karena asyiknya mereka bermain games atau jejaring social. Hal inilah yang membuat waktu  belajar anak-anak dan remaja terbuang dengan sia-sia.
 Seperti yang telah dijelaskan di atas, mengenai dampak negatif  yang ditimbulkan dengan adanya internet, hal inilah yang dapat memicu kerusakan moralitas anak bangsa pada saat sekarang ini. Memang kalo udah begini susah untuk mengatasinya walaupun udah ditetapkan RUU APP (Rancangan Undang-Undang Anti Pornografi dan Pornoaksi) tapi itu toh hanya sekedar ada aja. Gak efektif cara kerjanya. Ya kalo kata orang Jawa sih “Bodo wae”.
Untuk itu, sebagai individu masing-masing, perlu membentengi diri dengan menerapkan nilai dan norma yang ada. Selain itu sifat yang religious juga dapat menghindari dan dapat memanage nafsu yang ada pada diri kita untuk berbuat yang di luar syariat Islam.
Kalo ditanya lantas, apa hubungannya perkembangan IT dan masa depan bangsa? Ya ada lah, coba bayangkan jika pelurus bangsa rusak baik akhlak maupun kecerdasan dan apa yang terjadi jika mereka yang menjabat ke petinggi-petinggi Negara, pasti semuanya juga akan ikut hancur karena satu masalah yaitu mempunyai pemuda-pemudi yang moralitasnya rusak. Seperti kata pepatah, gara-gara nila setitik, rusak susu sebelanga.

 by : SW

Sabtu, 05 November 2011

Waktunya Qurban...


 Assalamu'alaikum...

Halo sobat holik, tau gak hari ini hari apa?

Yang pastinya hari Minggu dong, masa’ pakek nanyak lagi si mbah. Lho, kok jadi aku yang jawab. Whatever lah, yang penting berhubung hari ini adalah hari besar umat Islam yaitu Hari Raya Idul Adha 1432 H, aku mau ngucapi selamat Hari Raya Idul Adha buat semua sobat holik yang muslim tentunya dan yang tak boleh ketinggalan, aku juga mau minta maaf ni untuk semua sobat, saudara, kakek, nenek, ncang-ncing, nyak-babe, maafin ya kesalahan yang pernah aku buat selama ini.
Mengingat hari ini Hari Raya Idul Adha, pastinya yang gak pernah ketinggalan adalah qurban. Mendengar kata Qurban pasti sobat holik udah tau kalo Qurban itu identik dengan adanya acara potong-memotong. Ets, jagan salah paham dulu, di sini yang di potong bukan manusia atau tangan, tapi kambing atau lembu lah. Hhehe
Sebenarnya aku tu orangnya gak tegaan, apalagi ngeliat kambing atau lembu yang mau di potong, tapi ya mau gimana lagi. Itu memang udah tradisi umat Islam sih. Aku cuma bisa bilang sama ntu kambing atau lembu, yang tabah ya. Hehehe
Emang manusia shin. Alah-alah ntah udah ke mana aja ni pikiran aku. Ya udah deh, aku akhiri ceritaku kali ini tapi jangan beranjak ke mana-mana. Tetap stay di sini, di http//shindy-smallfairy.blogspot.com okhay karna bakalan banyak karya-karya gue yang pastinya gak kalah hebatnya dari Adzimattinur Siregar. afwan ya kak Adzi, just kidding kak :)

#Salam Ukhuwah untuk kita semua

Wassalamu'alaikum

Indah Pada Waktunya

Siang itu cuaca memang sangat cerah tetapi tak secerah hati seorang siswi SMA yang bersekolah di salah satu sekolah negeri di daerahnya . Gadis itu bernama Mira. Ia sedang duduk merenung di bawah pohon yang berada tak jauh dari sekolahnya. Tiba-tiba terdengar suara orang yang mengejutkannya dari belakang.
“Hay, kau sendirian?” Kata Dea sambil memukul pundak Mira dari belakang.
“Lho, muka Mira kok sedih gitu dan kenapa tadi gak masuk sekolah?” Tanya Rina.
“Aku malu, aku udah tiga bulan nunggak biaya sekolah, kalian tau sendiri kan aku tak seperti kalian!” jawab Mira dengan mata berkaca-kaca.
“Kau gak boleh ngomong gitu lah Mir, kalo kau punya masalah cerita lah sama kami. Siapa tau kami bisa bantu. Kita kan sahabat, jadi apa gunanya sahabat kalo gak bisa membantu sahabatnya di saat dirinya lagi ada masalah?” Cerocos Wulan panjang-lebar.
“Adikku sakit-sakitan, aku gak tau harus nyari uang dari mana buat biaya berobat adikku.” Katanya sambil mengeluarkan air mata.
“Mira butuh uang berapa? Kami akan bantu Mira, asal Mira jangan sedih lagi.” Kata Rani
“Gak, kalian gak perlu lakukan itu, aku bisa usaha sendiri!!” Kata Mira.
Mira pun lari dan segera pergi meninggalkan sahabat-sahabatnya.
“Aku kasian kali lah liat dia. Dia harus cari uang sendiri buat biaya sekolah dan biaya berobat adiknya.” Kata Dea.
“Oh..Tuhan, kenapa Kau berikan cobaan begitu berat buat sahabatku?” Kata Rina mengadu pada-Nya.
“Ia, hidupnya sekarang sebatang kara semenjak ibu dan bapaknya meninggal.” Sambung Wulan.
“Kita harus bertekad untuk membantu Mira. Ayo, bulatkan tekad kita!!!” Kata Rina.
“Yeah..”Suara serentak mereka terdengar seantero jalan raya.
Mereka pun menghentikan percakapan sampai di situ dan akhirnya pulang ke rumah masing-masing.
Di sebuah gubuk kecil dan kumuh, tampak Desi yang sedang sakit menunggu kakaknya. Bibirnya terlihat pucat dan dadanya juga sakit karena akibat dari batuk yang ia derita.
Beberapa saat kemudian, terdengar suara orang mengucapkan salam dari balik pintu
“Assalamu’alaikum..”
“Wa’alaikumsalam.” Jawab Des
“Gimana keadaannya Des?” Tanya Mira
“Aku udah gak apa-apa kok kak.” Jawab Desi sambil terbatuk-batuk
“Kamu tunggu di sini sebentar ya? Kakak mau cari uang buat beli makanan untuk kita, kamu istirahat aja dan jangan kemana-mana ya?” Pesan Mira
Mira pun pergi meninggalkan adiknya sendirian di rumah demi mencari sesuap nasi untuk mereka.
“Aku memang gak berguna, bisanya cuma nyusahi kak Mira aja! Aku gak boleh berdiam diri kayak gini. Aku juga harus bantu kakak cari uang.” Katanya dalam hati.
Tanpa berfikir panjang, Desi pun pergi dari rumah dan berniat ingin mengemis di pinggir jalan. Tetapi, pada saat itu juga Dea, Wulan dan Rina melihatnya dan mereka terkejut melihat Desi adiknya Mira sedang di jalanan meminta-minta dan mereka pun mendatangi Desi.
“Desi kan lagi sakit, kenapa Desi lakukan ini?” Kata Wulan
“Gak apa-apa kak, aku berbuat kayak gini karna aku gak mau nyusahi kak Mira terus.” Jawab Desi dengan muka murung
“Tapi Desi gak boleh kayak gini, ingat Desi tu lagi sakit. Desi harus menjaga kesehatan Desi.” Kata Dea
“Iya kak makasih ya? Tapi kakak janji ya sama Desi jangan bilang ke kak Mira kalo aku ngemis di jalan, aku gak mau kak Mira marah sama aku.” Kata Desi
“Yaudah, kakak semua janji deh. Sekarang kita pulang yuk, Desi harus istirahat di rumah.” Kata Rina
Mereka pun membawa Desi pulang ke rumah. Sedangkan Mira tetap saja berusaha mencari pekerjaan untuk membiayai sekolah dan obat adiknya. Tapi usahanya sia-sia, dia terlihat sangat lelah dan duduk di pinggir jalan. Tiba-tiba ada seorang anak yang memakai seragam sekolah rapi menghampirinya
“Kamu kok duduk sendirian di sini, kamu kenapa? Oh ya, kenali nama aku Nisa.” Katanya sambil menguluran tangan kepada Mira
“Aku gak apa-apa. Nama aku Mira, senang bertemu dengan kamu.” Jawab Mira masih dalam keadaan murung.
“Iya sama-sama. Sepertinya kamu punya masalah, cerita dong sama aku.” Kata Nina
“Hmm, ia aku memang punya masalah. Adikku sakit-sakitan, aku gak tau mau ngebiayain obatnya pake apa.” Katanya sambil mengeluarkan air mata
“Emangnya orang tuamu gak tau keadaan adik kamu?” Tanya Nisa
“Orang tuaku…” (terdiam)
“Eh, maaf ya, aku gak ada maksud apa-apa.” Kata Nisa
“iya, gak apa-apa kok.”
Tiba-tiba saat itu juga terdengar suara bapak-bapak yang sedang memanggil anaknya. Tenyata itu adalah papanya Nisa. Dengan terburu-buru ia pun pergi menghampiri papanya. Sebelmnya ia sempat berkata pada Mira bahwa semoga suatu saat nanti mereka bisa bertemu lagi dan Nisa juga memberikan sedikit uang untuk biaya beli obat adik Mira.
Desi yang pada saat itu masih merasa harus mencari uang, ia tak perduli dengan keadaannya yang masih sakit. Ia kembali ingin mengemis di pinggir jalan. Tapi di perjalanan, karena hari pada saat itu sangat panas dia pun tak berdaya dan jatuh pingsan. Tiba-tiba ada seorang laki-laki bersama anaknya melihat Desi dan mereka menolong Desi kemudian membawa Desi pulang ke rumah Desi.
“Kamu tinggal sendirian di sini?” Tanya Pak Firman.
“Enggak, saya tinggal bersama kakak saya.” Jawab Desi.
“Di mana kakak kamu sekarang?” Tanya Pak Firman.
“Saya juga gak tau kenapa sampai sekarang ini kakak saya belum pulang juga.” Jawab Desi.
Mira yang sedang di perjalanan menuju ke rumahnya bertemu dengan tiga orang sahabatnya. Wulan, Rina dan Dea pun sempat menasehati Mira mengenai keadaannya sekarang. Mungkin saat ini Mira sangat lelah sampai-sampai mukanya begitu pucat. Saat itu juga mereka memberikan Mira minum dan mereka mengantarkan Mira pulang.
Sesampainya di depan rumahnya, Mira sempat kaget kenapa ada mobil di depan rumahnya. Ia khawatir terjadi sesuatu dengan adiknya. Ia pun segera berlari masuk ke rumah.
“Assalamu’alaikum, Desi kamu kenapa? Lho, Nisa?” Mira pun begitu kaget dengan nafasnya yang masih ngos-ngosan
“Lho, jadi kakak udah kenal sama kak Nisa. Tau gak kak, kak Nisa dan Om Firman tu baik banget dan mereka ingin mengajak kita tinggal bersama mereka.” Kata Desi begitu gembiranya.
“Kamu mau kan Mira tinggal dengan aku?” Tanya Nisa
“Ia, mulai sekarang Mira gak usah mikiri uang sekolah dan biaya obat Desi lagi, om akan biayai semuanya. Asal Mira dan Desi mau tinggal bersama kami.” Kata Pak Firman
“Makasih ya Om, makasih ya Nisa.” Katanya kepada Nisa dan papanya dengan penuh haru.
“Sekarang kalian jangan sedih lagi lah.” Kata Rina.
“Iya…kebahagiaan itu pasti akan datang.” Cerocos Dea.
“Semua manusia pasti pernah mendapatkan cobaan dari Allah SWT, dan Allah menurunkan cobaan itu sama kita karna Allah yakin kita mampu melewati semuanya. Intinya dalam ngejalani cobaan itu, kita harus bersabar dan jangan menyerah.” Ceramah Wulan seperti gaya Mama Dede yang lagi ngejawab umatnya curhat.
Suasana pada saat itu pun penuh haru bercampur kebahagiaan. Memang benar apa kata buku yang pernah si penulis baca sesudah ada kesulitan pasti ada kemudahan dan kita patut bersakit-sakit dahulu sebelum akhirnya bersenang-senang kemudian. Jadi intinya semua akan Indah Pada Waktunya. :)