Rabu, 17 Agustus 2011

Si Bimo Mobil Kesayanganku
Bimo, itulah mobilku. Dia selalu mengantarkanku ke mana puaku pergi baik ke sekolah, bimbel, jalan-jalan, bahkan sampai ke rumah teman. Bahan bakarnya yang hemat, membuat aku selalu ingin mengajak dia ke mana pun aku pergi. Aku sangat sayang sekali dengan Bimo. Dia bagaikan teman sejati di hidupku yang selalu menemaniku.
            Suatu hari, ku ajak dia pergi ke suatu tempat yang lumayan jauh dari rumahku. Ketika di perjalanan, tiba-tiba dia mogok. Saat itu dengan seketika emosiku pun datang.
           “Bimo, kamu kenapa sih. Kenapa harus mogok tiba-tiba? Mana di sini gak ada bengkel lagi, kamu hanya membuat aku repot.” Ujarku
             Saat itu, ku coba lagi untuk menghidupkan mesin si Bimo. Tetapi ia tetap tidak menyala juga. Karena emosi, aku pun turun dan keluar melihat keadaan Bimo. Ku perhatikan ia dari depan sampai ke belakang. Ku lihat di sekelilingnya tidak ada masalah dengan Bimo. Aku pun heran kenapa Bimo mogok dengan tiba-tiba seperti ini. Rasa jengkelku pun bertambah dengan si Bimo. Dengan seketika, aku menendang bannya yang sudah tampak kilat dan bersih.
            Aku merasa sangat menyesal karena telah menendang ban Bimo, karena saat itu juga kakiku menjadi sakit…sekali.
            Aku tak mengerti apa sebenarnya yang telah terjadi pada Bimo. Aku tak mengerti bagaimana cara mmperbaiki keadaan mesin Bimo, yang ku tau hanyalah membuka tutup mesin si Bimo. Aku baru teringat bahwa aku lupa untuk menyervis Bimo di bengkel kepercayaanku. Saat itu, aku pun langsung menelfon Pak Tino  yang merupakan salah satu montir di bengkel tempat biasa aku menyervis Bimo.
             Ku ceritakan semua masalah Bimo dengannya. Dia memintaku untuk mengecek baterai di mesin Bimo. Ternyata setelah ku lihat, air aki Bimo kering. Betapa terkejutnya aku melihathya karena tak ku sadari Bimo kehabisan air aki. Saat itu aku merasa sedih melihat dia. Sebentar q tinggalkan Bimo di pinggir jalan dan berusaha mencari bengkel kecil terdekat. Ternyata aku berhasil menemukan bengkel itu. Aku langsung membeli 3 buah air baterai untuk si Bimo. Aku terus segera menghampiri Bimo di tempat yang tadi Bimo aku tinggalkan. Ku buka tutup mesinnya lalu ku coba untuk membuka satu persatu tutup baterai itu. Ternyata tidak susah melakukan itu. Perlahan ku isi satu-persatu air baterai itu ke dalam baterai si Bimo. Setelah penuh, aku tutup kembali baterai dan mesin Bimo dan ku coba untuk menyalakan mesin Bimo dan akhirnya “horeee…” Bimo hidup kembali. Tanpa berfikir panjang, aku pun melanjutkan perjalananku dengan Bimo untuk mengunjungi suatu tempat yang aku tuju.

Terima kasih Bimo… :)

karya : . SHINDI WULANDARI
             . DHEVI YUSDIANI


0 komentar:

Posting Komentar