Kamis, 12 Juni 2014

CARA MEMBUAT CERPEN




Cerpen atau cerita pendek adalah tulisan yang menggambarkan tentang kehidupan manusia di suatu tempat dan dalam kurun waktu tertentu. Tulisan ini dibuat pendek, maksimal 20.000 karakter, meskipun sebenarnya bisa dibuat panjang, lebih dari sejuta karakter. Tulisan yang dibuat dengan panjang tidak disebut cerpen, tetapi disebut novel atau biografi. Cerpen memiliki minimal empat buah unsur, yaitu tempat, waktu, pemeran dan peristiwa.
Tak ada batasan yang pasti tentang tempat, tetapi cerpen yang baik hanya menggambarkan peristiwa di sebuah tempat, tidak menggambarkan peritiwa di tempat lain, meskipun keduanya saling berhubungan. Yaitu peristiwa yang dianggap menarik oleh penulisnya untuk disajikan kepada pembaca. Peristiwa itulah yang dijadikan sebagai inti cerita. Inti cerita itu kemudian dikembangkan lagi dengan gambaran lain sebagai pelengkap cerita itu.
Karena hanya menggambarkan inti cerita, maka jumlah pemeran pada sebuah cerpen hanya beberapa orang saja, tidak lebih dari lima orang, yaitu satu atau dua orang sebagai pemeran utama, sedang yang lain hanya sebagai pemeran pembantu. Kalaupun pemeran sampai rbuan orang, tetapi hanya disebut selintas, tidak detail. Misalnya, pemeran utama berorasi diantara rubuan mahasiswa di depan istana negara.
Waktu yang digambarkan dalam sebuah cerpen sangat singkat. Hanya beberapa jam atau beberapa hari saja. Jarang sekali cerpen yang menggambarkan sampai berbulan-bulan, apalagi sampai bertahun-tahun. Kalaupun ada, tetapi hanya disebutkan selintas, misalnya sebulan kemudian atau setahun kemudian. Tetapi cerpen itu tidak menggambarkan prilaku pemeran dalam tahun atau bulan tersebut.
Demikian juga dengan tempat kejadiannya. Tempat kejadian yang digambarkan dalam sebuah cerpen tidak banyak. Hanya beberapa tempat saja. Kalaupun disebutkan, tetapi hanya selintas. Misalnya pemeran utama berlari di sebuah jalan kecil yang dihimpit puluhan rumah, lalu menyebrangi sebuah jalan desa dan sebuah sungai kecil, hingga akhirnya masuk ke dalam sebuah gubug.
Bahasa dalam cerpen tergantung dari golongan pembaca. Untuk pembaca di Indonesia, tentu saja harus dengan menggunakan Bahasa Indonesia. Namun seringkali bahasa dalam cerpen harus disesuaikan dengan trend. Maka timbulah istilah bahasa gaul. Bahasa yang tidak mencerminkan Bahasa Indonesia yang baik dan benar. Tetapi itulah tuntutan. Yang pasti bahasa dalam cerpen harus dibuat singkat, padat dan jelas.

*sumber diambil dari internet


0 komentar:

Posting Komentar