Jumat, 21 Maret 2014

Tak Ku Duga




Melangkah dengan pasti masuk ke gerbang menuju ruangan kelasku yang jaraknya lumayan jauh dari gerbang depan. Ketika sampai di depan kelas, aku langsung di sambut dengan hawa yang sejuk di pagi hari bercampur dengan debu-debu ruangan. Sampah masih berserakan di lantai dan papan tulis putih masih bercap tulisan dengan spidol hitam bekas pelajaran kemarin. Sebelah kiri dekat pintu aku langsung dapat bercermin dan melihat impian kelima temanku yang mereka tempelkan di dinding dekat cermin. Kemudian paling ujung sebelah kiri, langsung tertangkap oleh mataku sebuah kursi dan meja guru yang beralaskan kaca dihiasi dengan bunga merah muda dan vas bunga yang terlihat elok namun aneh karena tidak tertata dengan rapi. Selain itu di dinding dekat meja dan kursi guru juga terdapat kalender dan jadwal piket maupun roster pelajaran serta jadwal les yang dimulai dari hari senin sampai hari kamis.
Ruangan ini sebenarnya cukup luas. Kira-kira berukuran 8x9 m2  namun, akibat meja dan kursi siswa yang tidak tertata dengan rapi dan teratur, ruangan ini jadi tampak terlihat sempit.
Jendela-jendela kecil di dinding yang berseberangan dengan pintu masuk dan meja guru ini ditutupi tirai merah muda yang bentuknya tidak beraturan dan tampak usang karena jarang dicuci.
Di atas ruangan bergantungan dua lampu neon kecil model sekarang yang membuat ruangan ini cukup terang serta sebuah infokus yang berada di dalam jerjak besi. Ketika ku arahkan pandanganku ke depan, ku lihat sesosok tubuh yang bervariasi mengumpul melihat suatu objek dan tampak sibuk menggoyangkan sebuah pena di atas sebuah kertas putih. Aku melangkah menuju ke arah mereka, aku pun bertanya pada temanku yang bertubuh gemuk dengan kepala kecil, mata standart, wajah yang sedikit dihiasi dengan bintik-bintik kecil berwarna merah, perut buncit serta kaki yang pendek. Ia mengatakan bahwa hari ini tugas Biologi segera dikumpul sebelum istirahat. Saat itu, aku lansung meletakkan tasku ke kursi dan segera mengambil buku Biologi. Aku pun melangkah dengan tergesa-gesa dan ikut bergabung dengan sesosok tubuh yang bervariasi tersebut untuk mengerjakan dan menyelesaikan suatu objek itu secara berjamaah. Ku buka buku Biologi ku dan aku mulai mengerjakannya.
Ketika di tengah-tengah perjalanan menuju akhir penyelesaian sebuah objek tersebut, ku sempatkan melihat jam dinding yang menunjukkan pukul 07.20 yang kebetulan letak  jam dinding itu diapit oleh dua gambar yaitu gambar presiden dan wakil presiden Indonesia.
Aku baru menyadari bahwa hari ini adalah hari rabu. Menset ku langsung berubah, dengan cepat aku mengambil sapu dan membersihkan debu-debu dan sampah-sampah yang masih berserakan di lantai. Pikiranku tak tenang, selalu terbayang objek itu tapi bagaimana lagi? mau tidak mau aku juga harus melaksanakan piket hari ini. Saat itu aku hanya pasrah dan berharap sesosok lelaki bertubuh gemuk namun kecil dengan kepala botak, mata seperti orang korea, serta perut buncit itu tidak datang hari ini. Aku melanjutkan piketku hingga selesai.
Tiba-tiba seorang guru masuk ke kelasku dan ia mengatakan bahwa guru Biologi tak dapat hadir pada hari ini lantaran ada urusan yang belum diselesaikannya. Wah, saat itu perasaanku yang tadinya gelisah menjadi lega dan senang ketika mengetahui sesosok tubuh tegap itu tidak datang. Itu artinya, tugas itu tidak dikumpul hari ini dan tak ada satu pertanyaan pun yang keluar dari mulut pria paruh baya itu.



0 komentar:

Posting Komentar