Vivi telah duduk di kelas 1 SMA tepatnya di
kelas X-3. Saat itu karena baru masuk ke sekolah baru, di kelas itu pun
mengadakan pemilihan perangkat kelas yang bertujuan untuk mengatur dan
menertibkan kelas X-3 tersebut. Pemilihan pun di mulai dan ternyata Vivi
terpilih menjadi seorang sekertaris kelas dan yang menjadi ketua kelasnya yaitu
Revan atau yang sering dipanggil “nona ladies” oleh anak X-3. Gak tau deh
kenapa dirinya di panggil dengan sebutan itu.
“Tapi menurut gosip-gosip yang gue
dengar sich karena si Revan ini sering banget manggil teman-teman ceweknya
dengan sebutan itu jadinya sekarang malah dia yang di juluki dengan sebutan
itu. Huhh…ada-ada saja ulah mereka.” (Cerocos penulis)
Hari berganti dengan begitu cepat
. Sebulan penuh sudah mereka menjabat sebagai perangkat
kelas. Karena setiap ada masalah atau yang menyangkut mengenai seputar anak
kelas X-3 mereka selalu dipanggil, akhirnya timbullah cinta lokasi di
antara mereka berdua.
Pada awalnya, Revan yang menyukai Vivi
lebih dahulu, tetapi Revan masih malu mengungkapkan secara langsung perasaannya
denganVivi.
Keesokan
harinya di sekolah, ketika istirahat, Revan menghampiri teman dekatnya Vivi
yang bernama Shinta. Tujuannya sih pengen curcol gitu tentang Vivi dan juga
ingin minta bantuan sama Shinta tentang masalah cinta-cintaan itu. Hehe :)
“Eh Shin, loe jangan bilang sama
siapa-siapa ya ?” Katanya sambil memukul bahu Shinta.
“Ada apa sih, kok tiba-tiba loe mukul
bahu gue dan bilang kayak gitu sama gue? Kok kayaknya serius banget.” Jawab
Shinta.
“Gue serius ni ?” Kata Revan memaksa
“Ia deh.” Jawab Shinta emosi
“Gitu aja udah marah.” Kata Revan
sambil tertawa
“Cepat lah loe kasih tau, penasaran ni
gue, jangan-jangan ada yang naksir lagi sama gue.” Kata Shinta dengan pedenya.
“Idih,,gaya loe tuh Shin, pede banget
loe. Sapa coba yang mau sama loe.” Kata Revan dengan sedikit menghina ( hhehhe
:) )
“Wah..wah..wah.. jangan salah loe van,
gini-gini banyak lho yang nunggu gue.” Kata Shinta dengan gayanya yang narsis
abies.
“Siapa Shin, supir angkot..??” Tanya
Revan ngeledek.
“Eee..kelantaman anak orang satu ni,
tabok-tabok nanti loe van.” Kata Shinta sambil tak hentinya tertawa
“Udah-udah, gue mau cerita ni !!”
Wajahnya memerah
“Yaudah, tunggu apalagi, cerita dong.”
Jawab Shinta
“Shin, sebenarnya gue tuh suka sama
Vivi.” Kata Revan tersimpuh malu
“Apa…!!??” Shinta sangat kaget
mendengar hal tersebut
“Ya.., biasa ajalah girl !!” Kata Revan
“Sejak kapan van loe suka sama
Vivi..??” Tanya Shinta
“Sejak dulu dan sampai sekarang.”
Jawabnya dengan serius
“ahahaha…” Shinta tertawa
terbahak-bahak
“Napa loe ?? Tapi loe diam-diam aja,
jangan gejor mulut loe.” Revan memarahi Shinta
“Iya, siip deh bos.” Kata Shinta
Tak terasa setelah begitu lama
mereka berbincang, akhirnya terdengar bel dan berakhirlah jam istirahat.
Saat
jam pelajaran kembali berlangsung, di situ kelihatan banget kalau Revan setiap
saat selalu memandang kearah meja Vivi dan saat Vivi melihat ke belakang, Revan
berlagak kayak orang bodoh gitu. ( Padahal emang dia bodoh…wkwkwk :) )
Begitulah kelakuan Revan sampai pulang
sekolah. Tetapi Revan masih malu-malu untuk mengatakan hal itu langsung dengan
Vivi.
Sampai pada suatu hari, tepatnya hari
senin, saat itu, Vivi bersama dengan sahabatnya yaitu Mitha, Sherly, Shinta dan
Rani, pergi ke sebuah café yang berada tidak jauh dari sekolah mereka. Saat itu
tiba-tiba handphone Vivi berdering dan ketika di lihat, ternyata itu sms dari
Revan. Pada hari itulah Revan nembak Vivi melalui sms. Vivi pun langsung
bertanya dan meminta nasihat sahabat-sahabatnya. Sahabatnya setuju jika dirinya
pacaran dengan ketua kelas mereka itu.
Malam harinya Vivi baru menjawab
pertanyaan dari Revan lewat via sms dan malam itulah mereka resmi jadian.
Keesokan
harinya ketika di sekolah, sikap Vivi tak seperti hari-hari biasanya. Mungkin
itu pengaruh dari kejadian tadi malam kali ya..?
“Vi, loe napa, kok senyum-senyum gak
jelas gitu.” Tanya Rani
“Ia nih.” Kata Mitha
“Nah, gue tau ni, pasti loe udah jadian
kan sama si Revan?” Kata Shinta
“Hehehe…ya begitulah.” Kata Vivi
“Kan, betol feeling gue selama ini,
kalo Revan tuh suka sama loe Vi.” Kata Sherly
“Selamat deh kalo gitu.” Kata Mitha
“Ets…tapi mana ni
kemek-kemeknya.”Shinta ngerayu
“Loe minta lah sana sama Revan, lagian
kata Revan, gak ada tuh yang namanya kemek-kemek karna kalo kayak gitu
pacarannya nanti gak bakalan lama.” CerocosVivi
“Alah,, si Revan kan ngomong gitu ke
loe karna dia itu pelit, takut abies duitnya kita buat.” Kata Shinta
“Iya bener tuh.” Sambung Sherly, Mitha
dan Fina
“Ahhahaha…” mereka semua pun tertawa
“Udah deh jangan tertawa lagi, udah bel
tuh, yuk kita masuk.” Kata Vivi
“Iya deh sementang pacarnya ketua
kelas.” Ledek Mitha
“Ahahaha.” Mereka pun kembali tertawa
Mereka pun masuk ke kelas untuk memulai
belajar. Sama seperti hari sebelumnya, kerjaan Revan hanya memandang kearah
meja Vivi saja sampai pelajaran selesai. Itulah keseharian Revan saat di
sekolah.
Sebelumnya hal ini yang tau hanya ke
empat teman Vivi dan Revan saja, tapi seiring berjalannya waktu, semua anak
kelas X-3 sudah mengetahui hal tersebut. Setiap di sekolah mereka pun menjadi
bahan ejekan teman-teman mereka.
Semakin
hari hubungan antara ketua kelas dan sekertaris kelas ini, semakin kompak saja.
Walau pun begitu, mereka saling mengingati satu sama lain untuk tidak lupa beribadah.
Malam harinya, ketika Vivi sedang
asyik-asyiknya membaca buku, lalu tiba-tiba terdengar hp yang berdering. Ketika
di lihat, ternyata panggilan dari Revan dan ia pun segera mengangkatnya.
“Halo, ada apa van ?” Kata Vivi
“Gak ada, cuma mau tanyak, besok kita
ada pr gak ?” Kata Revan
“Oh, itu to. Kirain ada apa. Hmm, gak
ada kok.” Kata Vivi
“Emang tadi Vivi berfikir apa?”
“Gapapa kok.” Jawab Vivi
“Ah, yang bener.” Tanya Revan lagi
“Ia!!” Jawab Vivi
“Oh, yaudah deh. Eh, Revan boleh tanyak
gak.” Kata Revan
“Boleh, emang mau nanyak apa ?” Kata
Vivi
“Sejak kapan Vivi suka sama Revan ?”
Tanya Revan dengan serius
“Jujur y, sebenarnya Vivi dari awal
masok sekolah, suka aja gitu liat wajah Revan.” Jawab Vivi
“Ah, yang bener. Revan jadi malu.” Revan
tersipu malu
“hhehe..,,” tawa Vivi
“Hmm.., biasanya kalo org pacaran itu,
ad nama panggilan kesayangannya. Menurut Vivi gimana?” kata Revan
“Oh, yaudah, terserah Revan aja?” Jawab
Vivi
“Gimana kalo Raja sama Ratu aja?
Jarang-jarang lho
org yg pacaran nama panggilanny itu?”
“Ide bagus tu, okhay mulai sekarang
Vivi manggil Revan, Raja dan Revan manggil Vivi, Ratu.”
“Ratu
udh makan?”
“Blom, ni mau makan.”
“Oh,
kalo gitu telfonannya udh dulu y, ntar Ratu gk jadi mkn lagi gara-gara telfonan
trus sama Raja.” Kata Revan
“Iya..”
jawab Vivi
“Assalamu’alaikum
Ratu J.” kata Revan
“Wa’alaikumsalam
Raja J.” Jawab Vivi
Begitu lah hari-hari berikutnya, setiap
malam sehabis belajar, tepatnya pukul 21.00 WIB, Revan slalu nelfon atau esemes
Vivi.
Begitu juga
keseharian mereka ketika di sekolah. Mereka bagaikan perangko dengan amplop. Di
mana ada Vivi, di situ juga ada Revan
Sampai pada suatu hari, hubungan
keduanya mengalami pertengkaran hebat karena adanya orang ketiga. Orang ketiga
itu adalah mantannya Revan. Karena mantan Revan ini gk ikhlas d putusi oleh
Revan, jadi ia bermaksud untuk merusak hubungan mereka. Tetapi itu semua dapat
dilewati oleh Revan dan juga Vivi tentunya.
Pada usia ke 5 bulan hubungan mereka,
mereka kembali di hadapi dengan ujian. Saat itu abangnya Vivi mengetahui
ternyata Vivi udh pacaran. Abangnya begitu marah saat itu. Sampai-sampai Vivi
di tampar sama abangnya. Ternyata selama ini abangnya selalu mengawasi Vivi dan
abangnya juga tau kalo Revan itu Ternyata PLAY BOY.
Keesokan harinya ketika pulang sekolah
Vivi pun menceritakn kejadian itu dengan sahabat-sahabatnya sambil menangis.
Berikut percakapan antara mereka .
“Gue tadi malam di tampar sama abang
gue, mereka jahat. Gue sekarang terpaksa putus dri Revan. Tapi gimana gue
bilangnya? Gue kasian liat dy.” Kata Vivi sambil menangis
“Yang sabar ya Vi, udah lah blg dari
sekarang sm Revan. Masak gara-gara itu aja lho nangisnya kyk gini sih.” Kata
Sherly
“Ia, anggap aja ini jadi suatu
pembelajaran buat loe agar lbh brhati-hati lagi dalam memilih pasangan.”
Sambung Mitha
“Udah-udah, hapus air matanya, malu tau
di liat org.” cerocos Shinta
“Gimana gue ngomong ke Revannya?” kata
Vivi
“Bilang aja terus terang sekarang
daripada nti urusannya makin brabe sm abang loe.” Kata Mitha
Hari itu dan saat itu juga Vivi
menjumpai Revan dan memutusi Revan smbl menjelaskan kejadian yang sebenarnya
terjadi. Revan pun hanya bisa pasrah kalo memang itu udh menjadi keputusan
terbaik bagi dirinya dan Vivi.
"Mungkin aku memang tak sempurna
utk dirimu
Dan mungkin ini smua memang jalan takdirku
Tapi, izinkan aku untuk tetap
menyayangimu
Walau hanya sebatas sahabat…"
Kata-kata itulah yang menjadi akhir hubungan mereka berdua.
(so sweet banget ya
ceritanya :))